Dunia bisa terlihat begitu luas di layar lebar.


       Aku biasa mendapatkannya dari temanku,  berbagi dari satu komputer  ke komputer yang lainnya, transfer dari satu flashdisk ke flashdisk lainnya. Ya, flashdisk sebelumnya tidak pernah seberguna itu. Benda itu adalah Film.
            Kebiasaan ini muncul sejak aku menjadi seorang perantau, dimana masalah yang biasa dihadapi oleh anak rantau itu pada umumnya adalah sama. Kekurangnya hiburan, ini sepertinya dikarenakan oleh rumus yang kurang lebih berbunyi demikian  “Segala sesuatunya harus diperhitungkan”, rumus anak kost yang sangat lazim dan diaplikasikan oleh hampir setiap insan perantauan.
            Kembali ke layar lebar, tidak, disini aku tidak berbicara mengenai layar lebar yang bernama ((5*8) – (10*2) +1) *nama bioskop yang biasa ditulis dengan huruf romawi ataupun angka*, bukan, sungguh bukan itu yang kubicarakan.
            Aku suka menonton film, apalagi film yang berbau petualangan. Film yang mampu membawaku melihat betapa luasnya dunia lengkap dengan tempat-tempat indah yang ada di dalamnya. Setiap kumelihat pemandangan semacam itu pupil mataku membesar, seakan ingin melihat scene itu dengan fokus terbaikku. Susah untuk mendeskripsikannya kerena layar yang berukuran inchi itu kenyataannya  kurang luas untuk menggambarkan keindahan yang ada didalamnya.  Aku pun selalu tertegun setiap kali melihat pemandangan indah yang ditayangkan, dalam hati kadang kubertanya, “ Tuhan, kapan aku kesana?” dan pemandangan itu seolah berkata “ Hey, aku belum pernah kau kunjungi! Bersegeralah datang padaku!”.
            Tentu tidak mudah mencari jalan ke “sana”, semua harus ada prosesnya, tinggal kita pilih mau proses yang mana. Proses yang mendekatkan kita pada pemandangan itu, atau proses yang membuat kita tetap melihatnya dari layar kaca, atau proses yang malah menjauhkan kita dari pemandangan itu. Yang pasti proses itu haruslah berbumbukan doa dan usaha  -Ora Et Labora-.  Intinya, dunia ini bisa terlihat begitu luas dilayar lebar.
Jayanti MMS