Jawaban untuk Tangtangan dari Yuni

Kemarin,tepatnya tangal 17 September 2014, salah seorang dari teman yang saya sukai tulisannya menandai di salah satu media sosial untuk mengikuti tantangan ini.Namanya Yuni. Oke, tanpa basa-basi ini 20 fakta tentang saya.


  1. Nama lengkap saya Jayanti Murni Malia Simanjuntak.
  2. Kamu bisa menemukan kata jaya, murni,iman dan unta di nama saya.Ini juga termasuk fakta, bukan? :p
  3. Kamu juga bisa menemukan kata "jurnalis" di nama lengkap saya.Sekalipun pekerjaan kita di masa depan masih rahasia tapi ini termasuk fakta,bukan? :p
  4. Nama Jayanti diambil dari nama desa tempat saya tinggal, Desa Cijaya (lihat peta Kabupaten Purwakarta). Biar tidak lupa kampung halaman, kata mereka.
  5. "Victory!", nama bluetooth dari jaman punya Hp yang ada bluetoothnya sampai sekarang.
  6. "Victory!" pada bluetooth dan blog adalah nama sendiri yang di-BahasaInggris-kan.Alay? Like I care?
  7. Waktu kecil dulu, punya anjing peliharaan namanya Putih.Kelak pengen punya Golden Retriever dan kasih nama Cokelat.
  8.  Punya keluarga baru di rantau namanya Great10 (kebanyakan dari kita sebut dengan kata "grit", bukan "greit". Like We care?).
  9. Feel great for being part of Great10.
  10. Di Desa Pacekke', Kab. Barru Sul-Sel ada pohon yang namanya Ricardo Kaka Jaya. Pohon yang saya tanam di acara penghijauan Nurani 2013.Semoga kamu masih hidup, Nak :")
  11. Nama SD tempat saya belajar adalah SDN Cijaya. Bangunannya dikelilingi oleh sawah.Belajar selama enam tahun dengan pemandangan mulai dari bajak sawah, nandur, ngarambet,panen,jemur padi sampainya padi jadi beras dan beras jadi nasi adalah hal biasa untuk saya. Cuma mau bilang kalau saya "tidak suka" kalau ada orang yang tidak habiskan nasi di piringnya.Mau tanya kenapa? Baca ulang poin 11.
  12. Keliling Indonesia adalah cita-citanya setiap WNI, termasuk saya. Kuliah di Unhas pun adalah salah satu cara untuk keliling Indonesia khususnya daerah Sulawesi. Terima kasih untuk Unhas yang sudah bawa saya "kelilingi" Pulau Sulawesi dan sampai diujung utara negara Indonesia lewat KKN Miangas Gel.85. I love you like a love song.
  13. Seratus persen Batak.Selama merantau di Sulawesi kebanyakan orang mengira kalau saya orang toraja/manado/keturunan cina sekalipun saya sudah sebut marga. 
  14. Ricardo Izeson Dos Santos Leite - Kaka(ng), idola mulai kelas 1 SMP.
  15. Suka sama taglinenya klub sepakbola Liverpool,You'll Never Walk Alone #YNWA 
  16. Teri medan sambel + nasi panas,udang,cokelat, dan ice cream adalah hal duniawi yang paling tidak biasa saya tolak.
  17. Bi(a)sa gigit es batu/ minuman yang dibekukan.
  18. A dreamer,a believer. 
  19. Cita-cita ada di Mazmur 104:33.
  20. Waktu jawab tantangan ini, penulis sedang bergumul dengan skripsi.Siapapun kamu,bantu dalam doa ya :)
Terima kasih, Yuni. Berkat tantangan yang datang dari Yuni akhirnya Carol Celico nulis lagi di blog.Obrigado, Yuniar. Sekalipun berisikan hal-hal yang berbau narsisme, sebuah tulisan tetaplah sebuah tulisan. Bukan begitu, Yuni? Bahwa menulis adalah bekerja untuk keabadian, seperti yang dikatakan oleh om Pram.*sikeh
Selanjutnya, saya tantang dua orang yang (juga) tulisannya saya sukai.Ayu dan Pipi.Segera merapat ke keyboard ;)

Surat untuk Perempuan 10 Juni


Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah
dari hujan Bulan Juni,
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
dari hujan Bulan Juni,
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
dari hujan Bulan Juni,
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu.


Hallo perempuan bulan Juniku!

Puisi diatas tentu kamu tahu, bukan? Tentu, itu bukan karyaku. Kamu tahu betul bahwa temanmu tidak akan sepiawai itu dalam merangkai kata.  Sapardi Djoko Damono-lah pemiliknya.

Surat cinta ini adalah balasan atas surat cinta yang kamu kirim pada Februari lalu. Ah, rasanya baru kemarin "Pak Pos" mengantarkan suratmu untukku. Sekarang sudah tiba waktunya untuk membalasnya. Akhir-akhir ini waktu berlalu begitu cepat, bukan begitu Unhy?

Sambil mendengarkan lagu Satu Hari di Bulan Juninya Tulus ditengah rintik Hujan Bulan Juni kutulis surat ini untukmu. Betapa Semesta mendukung! Siapa yang mengira Tulus mebuat lagu dengan judul demikian dan hujan turun tepat di 10 Juni ke-22 mu? Disaat surat ini kubuat untukmu, Unhy?

Saudaraku yang terkasih, ini surat virtualku untukmu. Bacalah dan nikmatilah abjad demi abjadnya, kata lepas katanya. 

Untuk sahabatku yang senang mendamba senja, Selamat ulang tahun. Ulang tahun bukan tentang siapa “aku” sekarang atau sudah dimana “aku” sekarang. Ah, dirimu pasti tahu betul itu. Ini tentang perjuangan, ini tentang harapan, ini tentang doa. Unhy jangan lupa, kalau Unhy hari ini adalah harapan keluarga Unhy 22 tahun yang lalu, bahkan jauh sebelum itu. Bukankan suatu hal menyenangkan untuk mengingat bahwa ada orang yang berdoa untuk kita bahkan jauh sebelum kita ada?

Semoga Juni ke-22mu ini menyenangkan Unhy, luangkan dengan orang-orang yang Unhy kasihi. Setiap 10 Juni memiliki ceritanya masing-masing. Sepuluh Juni hari ini tentu akan berbeda dengan 10 Juni yang akan datang. Jika tahun ini mungkin Unhy ada di kota A, mungkin tahun depan dirimu ada di kota B. Dimanapun itu, bagimanapun itu, pastikan 10 Junimu menyenangkan. Orang-orang datang dan pergi. Itu sudah hukum alam. Ah, dirimu pasti tahu benang merahnya. Ada yang tersirat dari yang tersurat. Semoga pesannya sampai :’)

Happy 22nd Birthday my bestie. Seperti yang dirimu bilang kalu doa tulus dari seorang sahabat tidak akan pernah terhalang, menembus kangit, sampai kepada Tuhan. Amin.
Tahun ini tahun Politik dan tahun Para Pecinta bola.Tentu dirimu tahu makna dibalik warna diatas, Yuniar ;)

Ini waktu ..........ah sudahlah, jangan dibahas. Momen-momen ketikka gambar diatas diambil tentu diperlukan sebagai pemanis, bukan begitu Yuniar?

Untuk nona Ambon manisenya Great. Sekali lagi, selamat ulang tahun :*

“Seorang sahabat menaruh kasih sepanjang waktu dan menjadi saudara dalam kesukaran.”
Untuk perempuan Juniku, sahabatku, saudaraku, berbahagialah J

Dari temannya Yuniar yang pengen sekali lihat Pantainya Ambon.
Jayanti M.M.S.


Masa Jeda


"Kesatria Cahaya tahu bahwa dalam pertempuran kadang-kadang ada masa-masa jeda yang singkat." - Paulo Coelho


The Manual of Warrior of Light


Ketika pencarianmu tidak membuahkan hasil, itu bukan berarti kamu gagal.
Ini semua hanya masalah waktu.
Waktu untuk menemukan "masalah" di sekitarmu.
Menemukan ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan tidak semudah mengeksport file .doc ke .pdf di Ms. Word 2013.
Dan ketika pencarianmu belum menghasilkan .doc, tenang saja. Jangan bersedih, setidaknya kamu menghasilkan sesuatu dalam format format .cdr, dan itu bukan berarti kamu tidak akan sampai ke tujuan.
Sekali lagi, ini hanyalah masalah waktu.
Seperti yang Kakek Paulo tuliskan, anggap saja ini adalah masa jeda.
Ya. Setidaknya hari ini kamu meghasilkan sesuatu, Yan!

Karena lebih baik ditegur oleh laptop sendiri daripada ditegur oleh orang lain. Ya, setidaknya dia tidak bersuara :p

01012014



Seiring berlalunya waktu. Hari berganti hari, musim berganti musim. Segala sesuatunya berubah. Satu hal yang pasti bahwa perkataan-Nya tidak akan berlalu dan kasih-Nya tetap untuk selamanya.

 
Sumber gambar : Google
Hai, 2014. Ini pertemuan kita yang pertama. Kamu masih penuh misteri, 2014. Aku ingin berteman baik denganmu. Kamu?

Dua ribu empat belas,   kejutan apa yang telah Kamu sediakan untukku dalam 365 harimu? Ada berapa banyak canda tawa? Ada berapa banyak wajah baru yang akan Kau perkenalkan padaku? Adakah tempat yang belum pernah aku pijak sebelumnya yang akan kudatangi kali ini? Siapa pemimpin hebat yang telah Kau sediakan untuk memimpin negeriku ini? Akankah Ricardo Kaka main di Piala Dunia nanti? Ah, aku tak sabar dengan kejutan-kejutanmu itu, 2014.

Ada banyak asa yang digantungkan di langit 2014. Dari sekian banyak asa yang menggantung itu, beberapa diantaranya adalah milikku. Permintaanku pun tidak aneh-aneh. Sama seperti yang lainnya, Aku hanya ingin menciptakan senyuman di wajah orang-orang yang kukasihi. Bantu aku untuk menciptakan senyuman itu.

Bersahabatlah denganku, 2014 :)
Oya, Aku lupa perkenalkan diriku. Aku 20 tahun, anak ke-1 dan lahir pada tanggal 4. Ada kesamaan, bukan? ;)

“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.” (Matius 21:22).

Cerita dari 22 Juni 2013


"Thanks God for everything.”
Hanya kalimat itu yang bisa saya ucapkan.Sungguh, sebelumnya saya tidak pernah membayangkan akan apa yang saya alami saat ini"

Pagi kali ini disambut oleh suara yang awalnya sayup-sayup kudengar. Awalnya saya kira suara itu adalah suara orang mengaji di Masjid tapi kali ini suaranya agak lain, setelah kupertajam pendengaranku ternyata bukan, suara itu adalah suara orang-orang di Bitung yang sedang bersaat teduh.

 "Saya kira suara dari Masjid nah," ucap Fina yang ternyata juga meneliti suara itu. Dia adalah seorang teman perjuanganku dari Fakultas Hukum.

" Iya, saya kira juga." Jawabku.

Untuk pertama kalinya dalam 20 tahun hidupku, dibangunkan oleh suara yang berasal dari rumah Tuhan. Saya baru ingat bahwa saya sedang berada di Sulawesi Utara, di Kota Bitung tepatnya. Mayoritas penduduk disini beragama Kristen. Ya, saat ini, kami sudah sampai di Kota Bitung. Kota ini dapat ditempuh dengan perjalanan sekitar 2 jam dari Kota Manado. Saya cuma bisa duduk terpaku diatas tempat tidur ala tentara yang mirip tandu ini, dan bersyukur karna Tuhan sudah bawa saya ke tempat ini. Maklum, selama ini saya tingal ditengah-tengah saudara-saudara yang mayoritas adalah Muslim. Segala sesuatu yang dialami untuk pertama kali pasti terasa istimewa, begitu pun dengan yang saya rasakan di 22 Juni 2013 ini.

Sore nanti kami akan berangkat ke pelabuhan, namanya Pelabuhan Kota Bitung. Masih ada waktu untuk berleha-leha,untuk melihat-lihat kota, atau untuk sekedar membaringkan badan ditempat tidur. Saya memilih opsi pertama, yakni berleha-leha di tempat tinggal kami sementara. Berbeda denganku, beberapa teman pergi ke pasar untuk belanja. Sedangkan sisanya memilih untuk membaringkan badan sampai pada waktu keberangkatan tiba.

Udara di tempat yang kami tinggali itu sangatlah panas, padahal tak jauh dari tempat tinggal kami ada gunung yang lumayan tinggi.  Ya, kulihat ada sebuah gunung yang lumayan tinggi di dekat penginapan kami. Gunung tersebut saya lihat ketika saya dan Ria pergi belanja ke Toko Victor. Cukup aneh memang, lokasi kami dekat dengan gunung akan tetapi hawa di temapt tinggal kami cukup panas. Ada yang lucu ketika kami belanja di Toko itu, saya dan ria dikira orang Manado. Entah, kami pun tidak tahu kenapa ibu penjualnya berpikiran demikian. Anggap saja ini sebuah presetasi :) Tak lama setelah kami pulang belanja dari Toko Victor, teman-teman yang belanja ke pasar sudah kembali di penginapan. Namun ada satu hal yang lucu, ya salah seorang teman kami, Ai, ketinggalan di Pasar.  Antara khawatir dan lucu, entah bagaimana ceritanya mereka bisa lupa Ai. Syukurlah, tak lama Ai kembali ke penginapan.
Tiba saatnya untuk berangkat ke pelabuhan. Ada beberapa tangan-tangan Tuhan yang bersedia membantu kami, para perempuan, mengangkat koper, carrier, dan beberapa barang bawaan lannya ke dalam truk tentara. Perjalanan dengan truk tentara kali ini berbeda dengan perjalanan dengan truk tentara yang semalam. Kali ini jarak tempuhnya lumyan dekat. Saya masih teringat dengan perjalanan semalam. Meskipun telinga sudah mulai bosan karna sepanjang jalan mendengar suata sirine dari mobil tentara akan tetapi  sepanjang jalan mata ini dimanjakan dengan panorama yang indah, saya suka bagian ini, terutama bagian dimana mata ini melihat bangunan-bangunan Gereja yang berdiri kokoh di sepanjang jalan.

Beberapa teman sedang mengangkat tas ke atas truk. (Foto by : Tim Dokumentasi)


Leaving for Port of Bitung (Foto by : Tim Dokumentasi)
Bersama Icha dan Pak Supir, saya duduk dibagian depan mobil. Begitu kami masuk pelabuhan Bitung, mata kami mulai menerka-nerka, kira-kira kapal tangguh mana yang akan mengantarkan kami ke Pulau Miangas. Setelah besi beroda empat itu mulai memperlambat lajunya, mata kami tertuju pada satu Kapal Megah yang bertengger dengan anggunnya di Pelabuhan Bitung. DORO LONDA, begitulah tulisan besar yang tertera di saping kapal tersebut. Kapalnya cantik sekali, catnya berwarna putih dengan beberapa bagian yang berwarna orens. Disitu, semsesta menggiring saya dan Icha beranggapan bahwa Kapal DORO LONDA-lah yang akan membawa kami ke beranda utara Indoensia itu. Sayang seribu kali sayang, dugaan kami salah. Adalah satu besi terapung yang berada tak jauh dari DORO LONDA yang akan membawa kami berlayar ke Miangas, Meliku Nusa namanya.

Kapal DORO LONDA (Foto by : Tim Dokumentasi)


Terima kasih,Teman-teman :) (Foto by : Tim Dokumentasi)
Beberapa peserta KKN Miangas memindahkan bibit dari truk ke atas K.M. Meliku Nusa. (Foto by : Tim Dokumentasi)

Tampilannya sangat kontras dengen DORO LONDA, mulai dari warna, usia yang kelihatannya terpaut cukup jauh, dan yang paling penting adalah ukuran yang sangat jauh berbeda. “Mungkinkah Kapal ini bisa membawa kami dengan selamat sampai di tujuan? Atu tidak apa-apakah jika kapal ini ditambah bobotnya sebanyak kami ber-76 serta bawaan kami yang beratus-ratus kilo?” Pertanyaan yang saya simpulkan dari mimik-mimik wajah teman-teman seperjuangan. Seperti pepatah yang saya lupa penciptanya, “A ship is safe in a harbor. But that’s not what ship are for” Yap, Meliku Nusa have to sail.

Meliku Nusa tampak dari belakang. The one and only ship which is leaving for Miangas Island. (Foto by : Tim Dokumentasi)

Salah satu pemandangan di Pelabuhan Bitung.  (Foto by : Tim Dokumentasi)

Terima kasih untuk tangan-tangan yang masih bermurah hati mau mengangkatkan barang-barang kami (tas, koper, carrier, dll), khususnya perempuan, yang bisa dibilang banyak sekali jumlahnya. Upahmu besar di Surga :)
Sekitar enam jam kami menunggu di sana, diatas K.M. Meliku Nusa, kami sempat main kartu dan makan bersama, serta mengabadikan momen hingga menghasilkan beberapa Megabyte gambar di DSLR. Waktu keberangkatan semakin dekat, beberapa teman dan saya mulai sibuk dengan handphone masing-masing, tujuannya sama yaitu pamit ke keluarga yang jauh disana. Akhirnya, sekitar tengah malam, Meliki Nusa menaikkan jangkarnya, berlayar untuk membawa kami ke Miangas.