Kota ini dulunya bernama Ujung Pandang dan merupakan Ibu Kota dari
Provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu Makassar merupakan kota terbesar dan
menjadi pusat perdagangan di kawasan Indonesia Timur.
Seperti halnya
kota-kota lain yang ada di Indonesia, Makassar pun memiliki keistimewaan dan
ciri khas yang lain daripada kota-kota lainnya. Baik itu dari segi budaya,
bahasa, pariwisata, kuliner, tata kota, dan lain sebagainya.
Pemberitaan
berkaitan hal-hal negatif mengenai kekerasan yang ada di kota ini kerap kali
mewarnai layar kaca masyarakat Indonesia. Sehingga tak jarang banyak orang yang
beranggapan bahwa Makassar merupakan kota yang rusuh. Hal itu sama sekali tidak
benar. Yang namnaya keributan, kerusuhan, dan kejahatan itu terjadi
dimana-mana, tidak hanya di Makassar saja. Jangan sampai pengetahuan kita
mengenai Makassar hanya sebesar kotak Tv yang ada di rumah saja.
Makassar
merupakan kota yang patut dijadikan tujuan wisata. Mengapa demikian? Di
Makassar ada beberapa tempat wisata yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi
kita semua. Pantai Losari, Fort Rotterdam, Benteng Somba Opu, Pulau Samalona, Pantai
Akkarena, Tanjung Bayang, Trans Studio Makassar, dan lain sebagainya. Kota ini
tidak terlalu besar, sehingga memungkinkan bagi para wisatawan untuk menikmati
tiap sudut Kota ini dalam waktu satu hari saja.
Bandara Sultan
Hasanuddin merupakan Bandar Udara yang ada di Makassar, memiliki arsitektur
yang indah dan merupakan salah satu bandara terbaik yang ada di Indonesia. Selain
itu Makassar juga memiliki Pelabuhan yang cukup sibuk, yakni Pelabuhan Soekarno
Hatta yang pernah menjadi pusat perdagangan pada jaman dahulu bahkan sampai
sekarang. Makassar juga memiliki satu
tempat perbelanjaan yang unik, yakni Karebosi Link yang terletak di bawah
tanah (tepatnya di bawah Lapangan Karebosi). Hal ini merupakan salah satu
program pemanfaatan lahan yang dilakukan di Kota ini.
Bahasa yang
digunakan? Jangan takut tidak dapat berkomunikasi dengan penduduk sekitar apabila
datang ke Makassar. Bahasa Indonesia merupakan Bahasa yang digunakan disini,
bahkan bisa dibilang bahwa Bahasa Indonesia yang digunakan disini terbilang
Bahasa Indonesia yang Baku. Ada satu hal yang unik dari penggunaan kata
panggilan di Makassar. Kata “kita” biasa
digunakan untuk menunjuk orang kedua atau lawan bicara (sama dengan kata
‘anda’) dan kata “kita” digunakan untuk menujuk kita (jamak). Selain itu
penduduk disini jug baik-baik, begitu pula dengan para supir angkutan umumnya.
Jika kita menanyakan alamat di Makassar jangan khawatir untuk ditipu, karna
mereka akan menunjukan jalan yang benar. Hal ini merupakan pengalaman pribadi
saya, maklum saya merupakan pendatang di kota ini sehingga saya kerap kali tersesat.
Masih berkaitan
dengan transportasi di Kota Daeng ini, angkutan umum di Makassar dinamakan “pete-pete” dan beberapa dari pete-pete
tersebut dilengkapi dengan layar televisi pada bagian depannya dan dilengkapi
dengan sound yang maksimal. Beralih ke kendaraan yang lebih besar, yakni bus.
Bus antarkota yang ada di Makassar merupakan bus terkeren yang pernah saya
naiki. Bus yanga ada disini berbeda
dengan yang ada di pulau Jawa. Mau tahu kelebihannya? Disini busnya
antarkotanya memiliki ukuran tempat duduk yang lebih besar, suspensi yang
keren, dan satu hal yang paling membuat saya terkejut adalah sandaran kaki yang
menempel di kursi busnya yang membuat penumpangnya bisa duduk selonjoran,
selain itu dilengkapi pula dengan selimut dan bantal. Jadi, walaupun kita akan
melakukan perjalanan jauh kita tidak usah khawatir tidak dapat tidur nyenyak.
Dari segi kuliner
kota ini pun tidak kalah, Makassar memiliki naeka kuliner khas Kota Anging
Mamiri. Siapa yang tidak kenal dengan Cotto Makassar? Kuliner khas Makassar
yang satu ini sangat lezat rasanya, dan apabila anda berkunjung ke Kota
Makassar maka anda akan menemukan banyak sekali penjual Cotto Makassar. Selain
Cotto, masih ada banyak kuliner lainnya seperti Konro Bakar, Sop Konro,
Pallubasa, Jalangkote, Pisang Eppe (pisang yang diolah dengan cara dibakar dan
banyak ditemukan di sepanjang pantai Losari), Es Pisang Ijo, dan lain
sebagainya.
Tulisan diatas
barulah sebagian kecil mengenai kota Makassar yang saya ketahui setelah tinggal
selama dua tahun disini. Satu pesan saya, Don’t judge a country just by your Tv
Screen. Explore it then you can see the reality.